Kamis, 07 Agustus 2008

Tugas Kontemporer

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK ALA THE SIMPSONS


ABSTRAK

The Simpsons is an American animated sitcom which was created by Matt Groening for Fox Broadcasting Company. It is an satirical parody of the middle class American lifestyle. The show is set in fictional town of Springfield, and it lampoons many aspects of the human condition, as well as American culture, society as a whole and television itself. The Simpsons bring many issues social in every episode. Sometime, The Simpsons give the American government a critics. The critics has packaged with easy-comedy, it’s make a different point between another American animated.


PENDAHULUAN

Televisi sering dianggap sebagai media yang paling berpengaruh saat ini. Hal ini disebabkan karena televisi merupakan media yang paling sering dikonsumsi oleh manusia dalam pemenuhan kebutuhannya akan informasi. Oleh karena itu, munculah aneka ragam bentuk acara dalam penyampaian informasi, seperti dokumenter, berita, film, dan lain-lain. Salah satunya yaitu film kartun.

Film kartun sering dianggap sebagai tontonan anak kecil. Hal itu disebabkan oleh, karakter-karakter dalam film kartun yang biasanya cenderung lucu, aneh, dan dan sangat dekat dengan dunia khayal anak-anak. Namun, dalam perkembangannya film kartun sudah jauh berbeda dari yang dulu. Banyak dari film kartun modern lebih menonjolkan kebaikan melawan kejahatan yang dikemas melalui genre action yang lebih sering menonjolkan kekerasan, baik fisik maupun nonfisik atau kekerasan psokologi. Segmentasi film kartun pun menjadi lebih variatif, dari anak-anak sampai dewasa. Jumlah film kartun dewasa pun tidak sedikit. Film kartun dewasa ini pun mampu meraup kesuksesan yang luar biasa, seperti Beavers & Butthead, Happy Tree Friends, atau The Simpsons.

Munculnya film kartun dewasa, khususnya The Simpsons, pun menuai pro dan kontra. Film kartun The Simpsons yang memiliki karakter yang identik dengan anak kecil dikemas secara dewasa dapat mengecoh anak kecil. Namun, dalam perkembangannya serial kartun The Simpsons dapat tayang dan mendapat content dewasa.

Kekerasan dalam serial kartun The Simpsons sebenarnya bukanlah kekerasan secara fisik, mekipun dalam beberapa adegan memuat kekerasan fisik. The Simpsons lebih banyak memuat kekerasan secara psokologis. Ucapan-ucapan yang keluar dari tokoh-tokoh dalam film tersebut terdengar sangat kasar dan liar.

Jika kita cermati, kartun The Simpsons sebenarnya memiliki sisi yang menarik. Tema-tema yang disuguhkan sebenarnya memiliki pesan-pesan sosial atau bahkan kritik-kritik politik. Tidak jarang adegan-adegan dalam film tersebut mengeritik pemerintahan Amerika. Kritik-kritik tersebut dikemas secara komedi yang terkesan liar dan jenaka. Kritik yang dibungkus secara menarik inilah yang menjadi daya tarik serial kartun yang menampilkan duplikat negara Amerika Serikat (AS).

Serial kartun The Simpsons membungkus kritik-kritik sosial dan politik secara apik dan dapat mengocok perut. Hal itulah yang menjadi salah satu daya tarik dari kartun dewasa yang pernah mendapat bintang dalam Hollywood Walk of Fame. Memang sebaiknya dalam suatu acara yang menampilkan kritikan-kritikan, kritikan tersebut dibungkus secara ringan, menarik, dan jenaka, dengan begitu orang yang menjadi sasaran tidak akan merasa dirugikan dan pesan yang akan disampaikan akan menjadi lebih mudah dicerna.


RUMUSAN MASALAH

Modernisasi ternyata membuat kreativitas umat manusia semakin terasah. Pengolahan pesan-pesan yang ingin disampaikan, dapat melalui berbagai macam media. Kemasan pesan pun diolah sedemikian rupa agar menjadi lebih menarik dan lebih mengena pada sasaran, begitu juga dengan cara pengiriman pesan yang dibuat lebih unik dan menarik. Tulisan ini ingin lebih mengkaji tentang pesan-pesan sosial dan kritik politik dalam serial The Simpsons.

Pertama, bagaimanakah pesan-pesan sosial dan kritik-kritik politik dalam serial kartun The Simpsons disampaikan?. Permasalahan tersebut cukup menarik untuk diangkat, mengingat serial kartun The Simpsons merupakan serial kartun yang kontroversial dan mampu meraih sukses yang luar biasa.

Kedua, bagaimanakah efek dari ditayangkannya serial kartun The Simpsons?. Permasalahan ini diangkat karena sangat jarang film kartun yang memuat pesan-pesan sosial dan kritik-kritik politik. Selain itu, serial kartun The Simpsons dianggap sebagai salah satu tayangan kekerasan media.


Kerangka Teori

Dalam jurnal ini, penulis mendasari pemikiran-pemikirannya dengan beberapa teori yang dianggap relevan. Berikut teori-teori yang digunakan untuk mendasari tulisan ini:

  • Teori Pembelajaran

Teori pembelajaran ditemukan oleh Charles Osgood (Littlejohn, 2000: 127-128), yang dikenal sebagai peneliti yang mengembangkan sebuah teori yang paling berpengaruh mengenai makna. Teori ini dianggap paling relevan untuk diterapkan dalam jurnal ini, karena teori ini melihat mengenai cara-cara makna dipelajari dan bagaimana menghubungkannya dengan cara berpikir dan perilaku. Teori pembelajaran dimulai dengan asumsi bahwa individu merspon stimuli di dalam lingkungan, membentuk apa yang disebut sebagai stimulus-response relationship. Osgood percaya bahwa asosiasi S-R (Stimulus-Response) sebagai sesuatu yang bertanggung jawab dan memiliki peran bagi proses pemantapan makna.

  • Behaviorisme

Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psikoanalisis (berbicara tentang alam bawah sadar yang tak tampak). Behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungannya.

Behaviorisme berpendapat bahwa ketika lahir manusia tidak mempunyai ”warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan pemilikan pengetahuan. Bukanlah idea yang menghasilkan pengetahuan, tetapikedua-duanya adalah produk pengalaman. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia, kepribadian dan tempramen ditentukan oleh pengalaman indrawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan, bukan penyebab perilaku, namun disebabkan oleh perilaku masa lalu.

  • Teori Kultivasi

Teori kultivasi ditemukan oleh George Gerbner. Menurut perspektif kultivasi, televisi menjadi media uatama dimana para penontonnya belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Artinya, melalui kontak kita dengan televisi kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, dan adat istiadatnya.

Perspektif kultivasi pada awalnya lebih memfokuskan kajian pada studi televisi dan khalayak. Fokus utamanya pada tema-tema kekerasan televisi. Teori kultivasi dikembangkan untuk menjelaskan dampak dari menyaksikan televisi pada persepsi, sikap dan nilai-nilai orang.


PEMBAHASAN

Dalam kajian ilmu komunikasi, selalu ada komunikator, komunikan, dan pesan. Pesan yang dibuat oleh seorang komunikator adalah bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku si komunikan. Namun, pada kenyataannya pesan tersebut belum tentu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas yang tinggi dalam mengemas pesan tersebut agar dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Begitu juga dengan kritik, kritik harus bikemas semenarik mungkin agar telihat indah dan tidak menykiti sasaran kritik.

Tidak banyak manusia yang dapat menerima kritik. Oleh sebab itu, seorang komunikator harus lebih cerdik dalam menyampaikan sebuah kritik. Kritik yang akan disampaikan harus dikemas semenarik mungkin agar lebih tepat sasaran dan lebih mengena. Dengan dikemas secara ringan dan berisi, suatu kritik tersebut tidak akan merugikan target atau sasaran kritik.

Di tengah maraknya acara-acara yang kurang mendidik dan hanya mengutamakan sisi hiburan saja, serial kartun dengan comtemt dewasa, The Simpsons, hadir dengan warna yang cukup berbeda. Serial kartun tersebut tidak hanya menampilkan guyonan-guyonan kosong tanpa isi, tetapi The Simpsons memberi sentuhan kritik-kritik yang dibungkus dengan jenaka. Ini merupakan suatu terobosan baru, mengingat sangat jarang serial kartun dengan isi kritik-kritik sosial politik yang dibungkus dengan ”topeng” lelucon dewasa. The Simpsons sering menampilkan isu-isu sosial dan politik yang menggugah dan dikemas dalam tayangan komedi animasi, inilah yang menjadi daya tarik dari serial kartun The Simpsons.

Munculnya film kartun dewasa, khususnya The Simpsons, pun tidak lepas dari pro dan kontra. Film kartun The Simpsons yang memiliki karakter yang identik dengan anak kecil ini dikemas secara dewasa, hal ini dapat mengecoh anak kecil karena tayangan animasi sangat identik dengan anak kecil dan anak kecil belum mampu untuk memilah-milah mana acara yang berguna baginya, mana yang kurang berguna. Namun dalam perkembangannya, serial kartun The Simpsons dapat tayang meskipun mendapat content dewasa.


Konsep Kritik

Kritik merupakan bagian dari suatu proses komunikasi. Kritik yaitu mengemukakan pendapat tentang suatu fenomena yang terjadi. Menurut Gayley & Scott, kritik dalam interpretasinya terbagi ke dalam lima cara kerja yang saling berkaitan, yaitu: mencari kesalahan (fault-finding), memuji (to praise), menilai (to judge), membandingkan (to compare), dan menikmati (to appreciate).

Sesungguhnya kritik berdasarkan kritikus dan bentuk kritikannya, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Kritik Umum.

Kritik umum adalah kritik yang sampaikan oleh khalayak masyarakat umum, kebanyakan dari mereka adalah seseorang dalam bidangnya masing-masing, misalnya sastrawan, politikus, dan lain-lain. Kritik yang mereka sampaikan biasanya lebih bercorak ekspresif dan impresionik. Jenis kritik ini biasanya terdapat dalam esai-esai yang ada di dalam surat kabar atau media massa.

  1. Kritik Akademik.

Kritik akademik adalah kritik yang ditulis oleh akademisi atau ahli dalam bidangnya, yang secara ilmu mereka lebih mendalami. Kritik yang disampaikan biasanya lebih mendalam dan detail, karena memang secara ilmu dan metode mereka lebih terbekali. Jenis kritik ini biasanya sering dijumpai dalam skripsi, tesis atau disertasi.


The Simpsons

The Simpsons adalah serial kartun Amerika yang bergenre komedi. The Simpsons dibuat oleh Matt Groening dari Fox Broadcasting Company, perusahaan animasi terkemuka di Amerika. Serial karun tersebut merupakan parodi dari gaya hidup keluarga sederhana Amerika. Keluarga The Simpsons terdiri dari lima orang anggota keluarga, yaitu Hommer Simpsons (sang ayah), Merge Simpsons (ibu), Bart Simpsons (anak laki-laki tertua), Lisa Simpsons (adik perempuan Bart), dan Maggie Simpsons (si bungsu). Mereka semua tinggal di sebuah kota fiksi bernama Springfield. Kondisi kota Springfield sendiri sangat menyerupai Amerika, atau boleh dikatakan bahwa Springfield merupakan duplikat dari Amerika Serikat. Seluruh komponen yang dekat dengan Amerika Serikat juga ditampilkan di Springfield.

Serial The Simpsons pertama kali mengudara yaitu pada 17 Desember 1989. Hingga saat ini serial kartun terebut telah menyiarkan empat ratus dua puluh (420) episode dan akan meluncurkan season terbarunya akhir tahun ini. Kesuksesan serial kartun The Simpsons membuat sang sutradara ingin mengembangkannya ke layer lebar. The Simpsons Movie telah rilis pada 26 Juli 2007 dan berhasil meraup keuntungan 526,2 US Dollar. Dalam The Simpsons Movie, sang sutradara mengangkat isu yang sedang hangat saat ini, yaitu tentang global warming.

Kesuksesan serial The Simpsons juga terbukti dengan berhasilnya kartun tersebut meraih beberapa penghargaan bergengsi. Serial tersebut berhasil meraih 23 Emmy Award, 26 Annie Award, dan Peabody Award. Bahkan majalah Time dalam edisi 31 Desember 1999 menyatakan bahwa serial kartun tersebut sebagai serial kartun televisi terbaik di abad 21.

Namun, perjalanan serial kartun The Simpsons tidak semulus itu. Sempat beredar pro dan kontra tentang tayangan yang menceritakan gaya hidup keluarga sederhana Amerika itu. Beberapa orang menyatakan keberatannya tentang hadirnya serial kartun The Simpsons. Mereka menganggap serial kartun tersebut tidak mendidik dan menjerumuskan anak-anak pada kekerasan. Bahasa yang vulgar dan tingkah laku karakter dalam kartun tersebut benar-benar tidak layak untuk dikonsumsi. Namun, pihak The Simpsons menegaskan bahwa serial kartun tersebut bukanlah untuk dikonsumsi anak-anak melainkan orang dewasa. Untuk meredakan permasalahn itu, maka ditetapkanlah bahwa serial kartun tersebut termasuk dalam content dewasa dan pengaturan jam tayang pun diberlakukan untuk tayangan tersebut. Dalam perkembanganya, kontroversi mengenai serial kartun The Simpsons mereda, meskipun serial kartun tersebut tidak dapat tayang di beberapa negara karena dianggap tidak lulus sensor.


Kritik Sosial & Politik ala The Simpsons

Serial kartun The Simpsons merupakan serial kartun yang cukup sukses dipasaran. Kartun ini sebenarnya tidak diperuntukan untuk anak-anak. Hal ini dikarenakan isi dari kartun tersebut sangat kasar dan liar. The Simpsons memang sengaja dibuat untuk orang dewasa. Guyonan-guyonan yang ada di The Simpsons memang agak vulgar dan asal-asalan. Ini bertujuan agar pesan-pesan yang terkandung dalam setiap temanya dapat langsung mengena pada sasaran. The Simpsons banyak mengangkat tema-tema sosial yang terjadi di Amerika, seperti pengalihan rute 66, kemiskinan, kekerasan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Selain tema-tema sosial, tidak jarang The Simpsons mengangkat tema-tema yang sedikit berbau kritik tentang politik di Amerika, seperti invasi Amerika Serikat ke Iraq, pemilu di Amerika, dan lain-lain.

Sindiran-sindiran yang sedikit sarkastik sering terdapat dalam kartun ini. Sindiran-sindiran tersebut dikemas lebih jenaka dan lucu, meskipun terlihat agak sedikit kasar. Hal itu ditujukan agar mereka yang mengkonsumsi acara tersebut dapat tersenyum kecut. Serial kartun tersebut terasa begitu fresh ditengah acara-acara serius yang merebak pada masa itu. Serial kartun The Simpsons menampilkan sesuatu yang berbeda, yaitu dengan guyonan-guyonan social politik yang sangat dekat dengan permasalahan warga Amerika.

Pengangkatan tema-tema yang menarik membuat rating serial kartun The Simpsons naik, bahkan berhasil meraup beberapa award bergengsi. Kesuksesan serial kartun The Simpsons membuat sang sutradara berpikir untuk melanjutkannya ke layar lebar. Impian sang sutradara pun terwujud, pada tanggal 26 Juli 2007 The Simpsons Movie berhasil rilis. Dalam film animasi itu, sang sutradara mengangkat isu yang sedang hangat dan menjadi pembicaraan, yaitu isu tentang global warming. Film ini benar-benar mengajak kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, tentu saja isu golobal warming yang menjadi garis besar cerita di film tersebut dikemas secara apik dan lucu serta menggugah.

Isu-isu yang diangkat dalam film The Simpsons Movie memang cukup menarik. Itu merupakan ciri khas dari kartun tersebut, yaitu selalu saja menyinggung isu-isu yang sedang hot. Dalam serial televisinya, kartun The Simpsons juga terus mengusung fenomena-fenomena yang sedang menjadi pembicaraan, seperti pada saat Presiden George W. Bush memutuskan untuk menghapus rute 66, serial kartun The Simpsons pun mengangkat isu tersebut menjadi sebuah garis besar cerita dalam salah satu episodenya. Hal itu pun mendapat tanggapan positif dari para penggemar serial kartun The Simpsons. Apresiasi positif pun diberikan oleh kalangan masyarakat pada episode itu.


Dampak The Simpsons

Serial kartun kontroversial ini pun tidak lepas dari beberapa dampak, baik positif maupun negatif. Teori kultivasi menyatakan bahwa tayangan kekerasan melalui media massa, khususnya televisi, akan berdampak negatif pada perilaku anak. Serial kartun The Simpsons pernah diprotes beberapa kalangan masyarakat karena dianggap tdak mendidik dan hanya menampilkan kekerasan. Namun, beberapa orang pun berpendapat lain, mereka menilai tayangan The Simpsons ini merupakan penyegaran atas tayangan-tayangan yang monoton. The Simpsons dianggap membawa angin segar atas pemilihan tema yang sedikit “nyeleneh” dan mengandung kritik-kritik sosial dan politik.

Tidak dipungkuri bahwa serial kartun The Simpsons juga membawa dampak negatif. Serial kartun dengan empat ratus dua puluh (420) episode ini diduga menjadi salah satu penyebab naiknya tingkat kenakalan remaja di Amerika Serikat (AS). Tayangan ini pun sempat memancing wacana tentang pemboikotan tayangan-tayangan yang dianggap hanya mengumbar kekerasan. Namun hal itu gagal, karena dianggap melanggar kebebasan berakspresi di Amerika Serikat. Hingga saat ini, serial kartun kontroversial itu pun masih dapat tayang di Amerika, meskipun tidak dapat tayang di beberapa negara karena dianggap hanya mengumbar kekerasan.

Selalu ada dampak positif dibalik dampak negatif, begitu juga dengan tayangan animasi yang menceritakan tentang keluarga sederhana Amerika itu. Beberapa orang justru menilai kartun The Simpsons ini sebagai suatu terobosan yang patut diacungi jempol. The Simpsons hadir ditengah menjamurnya tayangan komedi yang tak berisi atau hanya menonjolkan kekonyolan-kekonyolan dari para pemainnya. Serial kartun The Simpsons memunculkan hal yang baru, yaitu kartun ini sedikit banyak menyinggung isu-isu sosial dan politik. Diangkatnya isu-isu sosial dan politik membuat beberapa remaja Amerika menjadi lebih kritis dalam menyikapi suatu fenomena. Hal ini menjadi sesuatu yang positif, mengingat kaum usia mengambang atau remaja si Amerika memiliki tingkat kesadaran politik yang rendah. Selain itu, serial kartun The Simpsons juga menjadi suatu sarana untuk “menyentil” dunia politik atau pemerintahan Amerika.


Kontroversi The Simpsons

Pada awal kemunculannya, serial kartun The Simpsons sudah mendapat kritik. Banyak orang berpendapat bahwa serial kartun ini tidaklah layak konsumsi karena hanya mengumbar kekerasan. Kritik yang datang tidaklah satu dua, melainkan banyak wacana-wacana bermunculan yang mengusulkan agar serial kartun The Simpsons tidak ditayangkan lagi.

Namun, tidak hanya kritik yang datang bermunculan. Beberapa pujian pun datang dan meminta agar serial kartun The Simpsons tidak dihentikan. Mereka beranggapan bahwa serial kartun tersebut memiliki sesuatu yang menarik, yaitu pengangkatan isu-isu sosial dan politik yang sedang menjadi pembicaraan. Selain itu, serial kartun tersebut dianggap memiliki cerita dan lelucon yang relatif fresh dan menyegarkan. Mereka juga menolak wacana yang menganggap serial kartun tersebut hanya mengekspolitasi kekerasan dan harus diberhentikan penayangannya. Mereka menganggap bahwa menghentikan suatu acara televisi itu melanggar kebebasan berekspresi.

Munculnya kritik dan pujian terhadap serial kartun The Simpsons mematik perang media dan menjadikannya suatu kontroversi. Banyaknya kritik yang datang akan dibalas dengan pujian-pujian terhadap serial kartun terebut. Hal ini terjadi cukup lama dan cukup menghebohkan publik Amerika Serikat. Pihak The Simpsons pun mengeluarkan pernyataan bahwa serial kartun ini bukanlah untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Hal ini membuat pihak pemerintah Amerika Serikat mencari jalan tengah. Beberapa aturan pun dikeluarkan, yaitu serial kartun The Simpsons diberi label acara untuk dewasa dan bukan untuk anak-anak. Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga mengatur tentang waktu penayangan serial tersebut. Dengan langkah tersebut, kontroversi yang muncul pun hilang secara perlahan-lahan.


KESIMPULAN

Serial kartun The Simpsons merupakan serial kartun dewasa dengan genre komedi. Serial kartun ini memiliki suatu keunikan, yaitu serial kartun The Simpsons sedikit banyak menyinggung isu-isu sosial dan politik yang sedang hangat. Tidak banyak film kartun yang mau mengangkat isu-isu sosial politik sebagai tema ceritanya. The Simpsons mengangkat fenomea-fenomena yang dekat dengan masyarakat Amerika, itu merupakan ciri khas tersendiri dari dari kartun ini. The Simpsons membungkus itu semua dengan lelucon-lelucon ringan kemudian menyuguhkannya dengan apik dan menarik. Kritik-kritik yang diangangkat disajikan secara cerdas dan cukup menggugah. Ini merupakan suatu keunggulan dari serial kartun tersebut. Cara penyampaian kritiknya pun dibuat sehalus mungkin. Dengan cara ini, maka sasaran kritik pun lebih dapat menerima kritik yang disampaikan tanpa ada yang dirugikan.

Serial kartun yang mengalami kontroversi pada awal kemunculannya itu memiliki dampak yang beragam. Serial kartun The Simpsons memberi dampak positif dan bagi para penontonnya. Serial kartun The Simpsons juga membawa dampak negatif. Serial kartun dengan empat ratus dua puluh (420) episode ini diduga menjadi salah satu penyebab naiknya tingkat kenakalan remaja di Amerika Serikat (AS). Tayangan ini pun sempat memancing wacana tentang pemboikotan tayangan-tayangan yang dianggap hanya mengumbar kekerasan. Namun hal itu gagal, karena dianggap melanggar kebebasan berakspresi di Amerika Serikat. Hingga saat ini, serial kartun kontroversial itu pun masih dapat tayang di Amerika, meskipun tidak dapat tayang di beberapa negara karena dianggap hanya mengumbar kekerasan.

Selain membawa dampak negatif, ternyata serial kartun The Simpsons juga dianggap memiliki dampak yang baik bagi para penontonnya. Beberapa orang justru menilai kartun The Simpsons ini sebagai suatu terobosan yang patut diacungi jempol. The Simpsons hadir ditengah menjamurnya tayangan komedi yang tak berisi atau hanya menonjolkan kekonyolan-kekonyolan dari para pemainnya. Serial kartun The Simpsons memunculkan hal yang baru, yaitu kartun ini sedikit banyak menyinggung isu-isu sosial dan politik. Diangkatnya isu-isu sosial dan politik membuat beberapa remaja Amerika menjadi lebih kritis dalam menyikapi suatu fenomena. Hal ini menjadi sesuatu yang positif, mengingat kaum usia mengambang atau remaja si Amerika memiliki tingkat kesadaran politik yang rendah. Selain itu, serial kartun The Simpsons juga menjadi suatu sarana untuk “menyentil” dunia politik atau pemerintahan Amerika. Ini merupakan suatu dampak yang positif bagi kemajuan politik Amerika.

Minggu, 03 Agustus 2008

Stress di malam itu

Gilaaa!! malam ini otak gw dipaksa buat overload...!!
ayo!!
semangaaat..!!!

bikin tugas..!!
bikin tugas..!!

klo gak bikin, ketampanan gw bisa ilang..!!

ayo!!
ayo!!